Pancasila dapat dikatakan sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia. Artinya Pancasila menjadi sumber cita-cita moral bangsa dan menjadi bentuk budaya Indonesia. Pancasila juga mengatur bagaimana cara pandang masyarakat bangsa Indonesia sebagai petunjuk dalam kehidupan sehari-hari. Dimulai dari kepercayaan, kemanusiaan, persatuan, saling menghormati, dan kesetaraan.
Penerapannya dapat dilakukan di lingkungan mana pun, baik di rumah, sekolah, tempat kerja, tempat ibadah, hingga ketika musyawarah dengan bangsa lainnya. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat Indonesia mengetahui bagaimana cita-cita moral dan bentuk budaya bangsa Indonesia dilihat dari kelima sila yang tertuang dalam Pancasila.
Baca Juga : Makna dan Bentuk Penerapan Sila Kedua (Sila ke-2) Pancasila
Seandainya negara Indonesia hanya menganut hanya menganut ekasila atau hanya menganut satu sila saja, yaitu sila pertama (Sila ke-1) Pancasila. Maka ideologi atau cara pandang masyarakat Indonesia akan berbeda. Bangsa Indonesia akan menganut ideologi teokrasi. Dimana teokrasi merupakan bentuk pemerintahan dengan memegang prinsip-prinsip ilahi sebagai peran utama.
Sejarah Singkat Sila Pertama (Sila ke-1) Pancasila
Dikutip dari situs resmi Universitas Udayana, gagasan dasar negara tertuang dalam Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945. Sila pertamanya gagasan negara pada Piagam Jakarta berbunyi: Ketuhanan, dengan kewajiban melaksanakan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Sebelum mengalami perubahan, sila pertama (Sila ke-1) dari Pancasila ini menuai protes dari pemeluk agama selain Islam (Pandji Setijo, 2006).
Umat non muslim sadar bahwa kalimat itu tidak mengikat mereka. Namun dengan mencantumkannya dalam pembukaan dan dasar berdirinya suatu negara merupakan diskriminasi terhadap golongan minoritas. Akhirnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 memberlakukan kembali UUD 1945, yang sila pertamanya Ketuhanan Yang Maha Esa.
Baca Juga : Makna dan Bentuk Penerapan Sila Ketiga (Sila ke-3) Pancasila
Makna lambang Pancasila Sila Pertama
Sila pertama (Sila ke-1) pada Pancasila bunyinya Ketuhanan Yang Maha Esa. Lambang sila pertama (Sila ke-1) Pancasila adalah bintang dengan latar hitam berbentuk perisai. Makna dari lambang sila pertama (Sila ke-1), yaitu bintang melambangkan sebuah cahaya, seperti cahaya yang dipancarkan Tuhan kepada setiap manusia (masyarakat Indonesia). Sedangkan latar berwama hitam menunjukkan warna alam dan mengandung arti berkat rahmat Tuhan adalah sumber dari segalannya.
Bintang pada sila pertama Pancasila memiliki lima sudut melambangkan jumlah agama atau kepercayaan yang diakui di Indonesia. Kepercayaan yang diakui di Indonesia yakni Islam, Katolik, Kristen, Hindu, dan Budha.
Baca Juga : Makna dan Bentuk Penerapan Sila Keempat (Sila ke-4) Pancasila
Lambang bintang juga diartikan sebagai sebuah cahaya untuk menerangi 5 sila dalam dasar negara (Pembukaan UUD ‘45 alinea 4), 5 cita-cita proklamasi kemerdekaan (pembukaan UUD '45 alinea 2), dan 5 tujuan negara (Pembukaan UUD "45 alinea 4).
Bentuk/contoh penerapan sila pertama (Sila ke-1) dalam kehidupan sehari-hari, yaitu.
- Memeluk satu agama dan menjalani kehidupan sesuai dengan norma-norma agama tanpa memandang rendah pemeluk agama lain.
- Berteman tanpa membeda-bedakan teman yang berbeda agama.
- Membantu tanpa melihat latar belakang agama.
- Tidak menistakan suatu agama, seperti membakar rumah ibadah, melarang atribut keagamaan, merendahkan tokoh pemeluk agama lain, atau bentuk pelecehan lainnya. Karena hal itu tidak menunjukan dasar kemanusiaan yang berketuhanan.
- Tidak memaksakan orang untuk menganut agama tertentu, artinya sesorang bebas memilih agama yang dianut. Karena agama/kepercayaan menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
- Saling menghormati antarumat beragama untuk melaksanakan ibadahnya. Seperti menghormati umat muslim yang sedang berpuasa, membantu acara-acara besar umat Islam, Kristiani, Hindu, dan Buddha, tidak mengganggu prosesi ibadah agama lain (Idul Fitri, Natal, Paskah, Nyepi, dan Waisak), tidak gaduh atau ribut saat seseorang sedang melakukan ibadah. serta turut membantu keamanan sekitar Iingkungan rumah ibadah.
- Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kehidupan yang telah diberikan. Bersyukur dapat dalam bentuk apapun, seperti bersyukur dapat melihat indahnya pemandangan, berkumpul bersama keluarga, memiliki sahabat dan teman yang baik, menghirup udara yang sejuk, dan sebagainnya.
- Merawat dan melindungi ciptaan Tuhan Yang Maha Esa termasuk merawat dan menyayangi diri sendiri. Seperti menjaga kesehatan tubuh, menyiangi tanaman di lingkungan sekitar, memberi pupuk pada tanaman yang layu, menyiram tanaman di lingkungan sekitar, dan sebagainya.
- Menjalankan dan menuruti perintah agama yang dianut.
- Memahami dan menunaikan hak dan kewajiban sebagai warga negara
Baca Juga : Makna dan Bentuk Penerapan Sila Kelima (Sila ke-5) Pancasila
0 Comments